maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Belum Memiliki Akun Daftar di Sini
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
JAKARTA - Keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 7,25 persen berhasil mendongkrak posisi rupiah. Dalam transaksi pasar uang kemarin, rupiah menguat 126 poin (1,11 persen) ke level 11.175 per dolar Amerika Serikat.
Ekonom PT BNI Securities, Heru Irvansyah, mengatakan kenaikan BI Rate merupakan satu-satunya langkah yang bisa meredakan gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. "Dengan kenaikan suku bunga, aliran dana asing akan kembali masuk ke pasar domestik sehingga menambah likuiditas dolar."
JAKARTA - Intervensi bank sentral di pasar uang serta ekspektasi positif kenaikan suku bunga Bank Indonesia berhasil mendorong rupiah melanjutkan penguatan. Di transaksi pasar uang kemarin, rupiah menguat 61 poin (0,54 persen) ke level 11.301 per dolar Amerika Serikat.
Pengamat pasar uang, Albertus Christian, mengatakan langkah bank sentral kembali aktif di pasar uang berhasil menjinakkan pergerakan liar rupiah. "Meredanya sentimen negatif eksternal dimanfaatkan oleh BI sebagai momentum untuk mengerek posisi rupiah," kata dia kemarin.
JAKARTA - Membaiknya data perekonomian Cina dan meredanya ketegangan Suriah semakin menambah sentimen positif pada bursa saham global. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia kemarin menguat 167 poin (3,98 persen) menuju level 4.358,14. Indeks melanjutkan reli tiga hari berturut-turut sejak Jumat pekan lalu dengan penguatan 285,79 poin (7 persen).
Analis PT MNC Securities, Reza Nugraha, mengatakan datangnya tambahan sentimen positif regional meningkatkan kembali kepercayaan diri pelaku pasar. "Investor mulai tak ragu mengakumulasi saham secara besar-besaran."
JAKARTA - Di tengah maraknya sentimen positif yang bermunculan, rupiah justru terlihat gagal memanfaatkan momentum penguatan. Di pasar mata uang, nilai rupiah bergerak menurun 210 poin (1,88 persen) ke level 11.385,5. Kondisi tersebut tampak berbanding terbalik dengan penguatan tajam yang dialami bursa saham.
Pengamat pasar uang, Lindawati Susanto, mengatakan, meski banyak sentimen positif, reaksi negatif pelaku pasar terhadap tingkat suku bunga acuan, atau BI Rate, malah membuat rupiah tak kunjung menguat. Bahkan, sambil menunggu munculnya sentimen dominan yang lain, sebagian pelaku pasar akhirnya memilih bersikap wait and see. "Rupiah sedikit tertahan karena market cooling down," ujar dia, kemarin.
Setelah pengumuman kenaikan tipis jumlah lapangan pekerjaan di luar sektor pertanian (non-farms employment change) dan turunnya tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS), isu pelonggaran stimulus bank sentral AS (The Fed) tampaknya tak lagi terlalu membuat khawatir pelaku pasar. Alasannya, emerging market sudah mahfum bahwa The Fed pasti akan merealisasi program pengurangan stimulus pada akhir September.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.