Ahyar Anwar
DOSEN FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR DAN PENELITI SOSIAL DAN ILMU-ILMU HUMANIORA UNM.
Nyaris semua karya sastra membicarakan soal waktu. Jika kita membaca Finnegans Wake karya James Joyce atau membaca sajak The White Swans at Cole karya William Buttler Yeats hingga Nueva Refutacion de Tiempo (The New Refutation of Time) karya Jorge Luis Borges yang diterbitkan pada 1947 dan Thats Time karya Samuel Beckett pada 1976, semua membicarakan soal waktu. Tentu dengan sangat serius.
Dalam The New Refutation of Time, Borges mencoba menjelaskan perbedaan antara sebuah dunia waktu yang ada dalam pikiran manusia dan dunia waktu yang ada di luar pikiran manusia. Menurut Borges, jika waktu dipahami berada dalam pikiran seseorang, maka sebuah pernyataan "kita berada di sini bersama" akan bermakna sangat absurd (regression ad absurdum). Mengapa? Tentu saja karena segala sesuatu hanya akan nyata ada jika seseorang memasukkan diri orang lain ke dalam pikirannya. Kata "kita" sesungguhnya tidak pernah bermakna.