maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Belum Memiliki Akun Daftar di Sini
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Putu Setia
Tetangga saya di kampung sudah mendapat Kartu Perlindungan Sosial. Dengan kartu ini, dia bisa datang ke kantor pos untuk mendapatkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Kemarin sore, dia meminta nasihat apakah sebaiknya mengambil uang itu atau tidak. Dia ragu. Wah, ini sisi lain dari BLSM yang jarang terdengar.
"Lo, kenapa tak diambil? Itu hak orang miskin. Di Denpasar, sebagian pemegang kartu itu sudah mengambil uangnya tadi pagi," kata saya. Dia tampak gelisah dan memperlihatkan kartu itu kepada saya. Dia menjelaskan, kartu itu ia peroleh tanpa sepengetahuannya dan dititipkan kepada istrinya yang tak bisa baca-tulis. "Mungkin karena dulu saya dapat BLT dan raskin," katanya.
Inilah penantian yang lebih dramatis dari "Menunggu Godot", padahal ini bukan pentas teater: menunggu kenaikan harga bahan bakar minyak. Setiap saat berita kenaikan itu muncul, sudah berpuluh pengamat memberi tanggapan, sudah ribuan batu dilemparkan mahasiswa di Makassar, tapi tak seorang pun yang bisa memastikan kapan harga itu akan naik. Bahkan jadi naik atau tidak bak menghitung bunyi tokek.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.