Nasional
Bom Cirebon Terkait dengan Jaringan Aceh
"Syarif diduga buron kasus pembunuhan anggota TNI."
JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme mensinyalir bom bunuh diri di Masjid Al-Dzikra, Kepolisian Resor Kota Cirebon, terkait dengan jaringan kelompok teroris yang melancarkan aksinya di Tanah Air beberapa waktu terakhir. Dari kelompok yang pada awal 2010 ditemukan berlatih di Nanggroe Aceh Darussalam, perampokan CIMB Niaga Medan, hingga kelompok peneror bom buku.
"Itu semua satu jaringan. Dari bom buku, kasus Aceh, kasus Medan, sampai teror bom di Klaten," kata Inspektur Jenderal Polisi Ansyaad Mbai, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, kepada Tempo kemarin.
Menurut Ansyaad, meski aksi teror di berbagai tempat itu dilakukan kelompok yang berbeda dan bergerak sendiri, jaringan mereka saling terkait. Apalagi ide mereka satu, yaitu negara Islam. "Kelompok bisa berbeda, tapi pasti ada tokoh di belakang kelompok yang terkait dengan jaringan induk," kata dia.
Ansyaad merujuk pada sejumlah teror bom sepanjang Maret lalu. Rangkaian teror dalam bentuk bom buku dikirim ke sejumlah tokoh, seperti aktivis Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar-Abdalla; Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Polisi Gories Mere; hingga musisi Ahmad Dhani. Bom serupa juga ditemukan meledak di kompleks perumahan Kota Wisata Cibubur, Jakarta Timur, tak jauh dari kediaman pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Jumat pekan lalu, bom bunuh diri terjadi menjelang salat Jumat di Masjid Al-Dzikra, Polres Kota Cirebon. Insiden itu melukai sedikitnya 31 orang, 24 di antaranya polisi, termasuk Kepala Polresta Cirebon Ajun Komisaris Besar Herukoco. Seorang yang tewas diduga pelaku peledakan.
Dilihat dari modus dan sasaran mereka, kata pengamat terorisme Dynno Chressbon, pelaku bom Cirebon dari jaringan Negara Islam Indonesia Pandeglang. Para pelakunya, kata Dynno, berasal dari kelompok pelatihan Aceh dan Poso. Juga aksi perampokan bank CIMB Niaga Medan dan penembakan polisi di Purworejo. "Mereka juga terkait kelompok Cibiru, Bandung," kata dia.
Kelompok ini, menurut Dynno, sempat mengincar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Melihat metode pengeboman, jaringan ini menjurus ke jaringan sel teroris Cibiru, yang pernah ditangkap Detasemen Khusus Antiteror, Agustus 2010," ujarnya.
Soal pengeboman di masjid juga bukan hal baru. Februari tahun lalu, aksi teror sempat menimpa Masjid Agung Keraton Kasepuhan Cirebon. Aksi serupa dialami Masjid Syuhada, Yogyakarta, pada 23 Desember 2010. Jauh sebelum ini, Masjid Istiqlal, Jakarta, juga pernah mendapat teror bom pada 1998.
"Ini bukan fenomena yang baru. Hanya, dari sejumlah teror, baru kali ini ada bom bunuh diri," katanya.
Hingga kemarin, polisi belum mengumumkan identitas korban tewas terduga pelaku pengeboman itu, apakah Muhammad Syarif, warga Cirebon, seperti yang diakui kedua orang tuanya. "Kami masih menunggu hasil tes DNA," kata juru bicara Markas Besar Kepolisian RI, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam.
Anton beralasan, sesuai dengan standar internasional, uji DNA baru akan diumumkan dalam beberapa hari terakhir. Meski begitu, proses pengujian sampel DNA telah dilakukan terhadap Abdul Khadir, 66 tahun, dan Srimulat, 56 tahun, orang tua Syarif.
Keterangan Anton berbeda dengan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Inspektur Jenderal Suparni Parto. Suparni meyakini, dari penyidikan yang dilakukan, pelakunya adalah Muhammad Syarif. "Kami yakin itu MS, sekitar 90 persen," kata Suparni. Meski begitu, ia meminta semua pihak menunggu pembuktian tes DNA.
Suparni juga memastikan Syarif diduga terkait dengan kasus pembunuhan Kopral Kepala Sutedjo, awal April lalu. Tim penyidik Polresta Cirebon menyebutkan, surat izin mengemudi atas nama Muhammad Syarif ditemukan di dekat mayat Sutedjo. Syarif diduga masuk daftar pencarian karena polisi tak menemukan dia di rumah orang tuanya di kawasan Astanagarib Utara, Pekalipan, Cirebon. "Saya menduga bahwa (kejadian itu) memiliki keterkaitan yang kuat," katanya.
Kemarin Polda Jawa Barat menggeledah rumah Syarif di Majalengka, Jawa Barat. FX DIMAS P | BUNGA MANGGIASIH | GUSTIDHA B | IVANSYAH | RIKY F | WDA
Antara Aceh, Medan, dan Cirebon
Meski dilakukan warga lokal, bom bunuh diri di Masjid Al-Dzikra, Markas Kepolisian Resor Kota Cirebon, diduga terkait dengan jaringan lama aksi teror di Tanah Air. Polisi menduga kali ini masjid dan polisi jadi sasaran karena dianggap sebagai thoghut atau berhala yang harus dihancurkan.
Latihan di Aceh
22 Februari 2010. Sebanyak 30 tersangka teroris ditangkap di hutan Pegunungan Jalin, Jantho, Aceh Besar.
Bom di Cirebon
27 Februari 2010. Bom ditemukan di dalam Masjid Agung, Keraton Kasepuhan, Cirebon.
Dulmatin dan Bom di Sukoharjo
13 Mei 2010. Operasi penangkapan di Sukoharjo menewaskan Rikwan, Hasan Nur, Fauzi, dan Dulmatin. Ditemukan bukti rangkaian bom jarak jauh, senjata api, dan buku petunjuk bom.
Jaringan Cibiru, Bandung
8 Agustus 2010. Ditemukan bahan bom dan mobil siap ledak di rumah Fahri Tanjung di Kampung Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. Bom mobil ini disiapkan untuk Presiden.
Perampok CIMB Medan
18 Agustus 2010. Perampok menembak mati seorang polisi dan membawa kabur uang lebih dari semiliar rupiah dari bank CIMB Niaga, Medan. Perampok juga menyerang kantor Kepolisian Sektor Hamparan Perak, Tanjung Belawan, Medan, pada September 2010. Fadli Sadama, otak perampokan, mengaku komplotan ini terkait dengan jaringan Aceh.
Bom Sepeda Kalimalang
30 September 2010. Di jalan dekat Pasar Sumber Artha, Kalimalang, Jakarta, sebuah bom meledak.
Bom Buku
Sebuah bom buku di pelataran kompleks Radio 68H, Jalan Utan Kayu, Nomor 68 H, Jakarta Timur. Bom serupa dikirim ke beberapa kota lainnya.
Bom Cirebon
15 April 2010. Bom bunuh diri meledak di masjid Polresta Cirebon. Pelaku tewas.
Daya Ledak dan Modus Bom
Bom Bali I 2002
Mobil boks, 25 kilogram peledak TNT, 1.150 ton bahan low explosive. Sebanyak 202 orang tewas.
Bom Marriott I 2003
Mobil boks, 150 kg TNT, ledakannya lebih dahsyat daripada Bom Bali I.
Bom Kedutaan Besar Australia 2004
Mobil boks, TNT (lebih banyak dari bom Bali), bahan low explosive. Lima orang tewas.
Bom Bali II 2005
Bom ransel. Sebanyak 23 orang tewas.
Bom Marriott & Ritz-Carlton 2009
Bom koper. Sebanyak 20 kg TNT dan 10 kg bahan low explosive. Sembilan orang tewas.
Bom Buku Maret 2011
Bom rakitan dalam buku.
Bom Cirebon April 2011
Bom low explosive diikatkan di tubuh. Satu orang tewas.
"Mereka semua itu satu jaringan."
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai menyebutkan pelaku bom di Cirebon satu jaringan dengan bom buku, Aceh, CIMB Medan, dan Klaten.
Muhammad Syarif
Usia 25 tahun. Karakternya mudah marah. Dia pernah tepergok menendangi orang yang tidur di masjid. Syarif adalah anak keempat dari delapan bersaudara.
Berita Terkait di Tempointeraktif.com:
Pelaku Bom Cirebon, Kakak Artis Sinetron | http://bit.ly/bomcirebon
bahan: niniel | evans | pdat
Senin, 18 April 2011