Tragedi Cinta Orfeus
"Aku menghelamu dari gelap bawah-sadar. Tubuhmu lembap air tanah. Rambutmu tersibak seperti arus hitam dan sedetik kulihat bekas pada pelipis: Sebuah liang yang memutih, meskipun samar, seperti tera. Barangkali ia telah tertoreh di sana, sebuah tanda mula, seperti titik genetik, seperti tilas tak tersentuh. Benarkah kulihat kau senyum, bibirmu yang kembali fana? Aku menghelamu dari dingin, Euridice."
Agus melafazkan puisi sambil bergerak perlahan.
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini